sambak.desa.id – Sore itu terlihat beberapa orang mulai datang dengan membawa peralatan “tempur” berupa kail dan umpan. Benar sekali, mereka adalah pemancing yang kerap datang ke Bendungan yang berada di dusun sedan Desa Sambak. Entah dapat ikan apa tidak, yang jelas mereka tak ragu melemparkan kailnya dan harus menunggui berjam-jam sampai umpan dilahap sang ikan. Tak jarang, banyak pula yang pulang dengan tangan kosong tak mendapat apa-apa. Berdasarkan keterangan warga, beberapa bulan sebelumnya pernah ada seorang pemancing berhasil mendapatkan ikan yang cukup besar ditempat tersebut. Hal ini mungkin yang membuat bendungan tak pernah sepi dari pemancing. Memang beberapa tahun sebelumnya bendungan ini pernah di taburi benih ikan oleh Dinas Peternakan dan perikanan (peterikan) Kabupaten Magelang.
Bendungan yang menjadi salah satu ikon tempat “refreshing” di Desa sambak ini dulunya cukup luas. Masyakarat menyebut dengan nama Bendungan Sileri. Kenapa dinamakan bendungan sileri? Nanti kapan-kapan penulis telusuri sejarahnya. Bendungan sileri berangsur-angsur menyusut debit airnya sehingga sekarang malah nampak seperti kolam ikan besar yang tak terawat. Letaknya yang persis dibawah pegunungan potorono yang masih terjaga kelestariannya menambah elok kawasan di sekitar bendungan. Seperti diketahui, bahwa desa sambak memiliki hutan potorono yang sampai sekarang masih terjaga. Luasnya sekitar 80 hektar membentang dengan beragam pohon dan hewan yanga ada di dalamnya.
Bendungan yang berada di Desa Sambak ini sudah lama kurang terurus. Sarana dan prasarana yang ada sudah beralih fungsi. Padahal dulu sempat dikelola untuk wisata pendidikan yang mana waktu itu banyak yang datang. Sekedar untuk mencari udara segar sambil menikmati pemandangan alam dengan menelusuri hutan potorono maupun outbound. Bahkan dulu sering digunakan untuk acara-acara seperti jalan sehat, pentas seni dan perkemahan. Pada sekitar akhir tahun 2006 sampai dengan 2007 area sekitar bendungan pernah dikelola sebagai tempat outbound , bahkan dulu pernah dibuatkan semacam rakit dan dibangun gasebo untuk kegiatan pendukung. Tak hanya itu, sekitar tahun 2010 PNPM Pariwisata juga pernah menggelontorkan dananya untuk membangun sarana dan prasarana penunjang di kawasan ini. Namun nyatanya belum mampu menggugah semangat pengelola dan sampai sekarang belum digarap secara maksimal.
Berdasarkan Peraturan Desa Sambak Nomor : 02/I/KEP/DS.S/I/2007, Tentang Kelembagaan Pengembangan dan Pengelolaan Agrowanawisata Desa Sambak Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang. Kawasan ini rencananya akan dijadikan wahana wisata pendidikan, namun seiring berjalannya waktu sampai saat ini belum terkelola secara maksimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor kendala antara lain manajemen pengelolaan, kekompakan pemangku kepentingan, kesadaran masyarakat dan lain sebagainya. Beberapa pemuda tahun lalu juga pernah mewacanakan menghidupkan kembali kawasan ini menjadi wahana wisata edukasi, bahkan ada yang mengusulkan membangun jalur Motor Trail menuju ke pegunungan potorono menerabas jelan setapak disela pepohonan besar. Namun sampai saat ini wacana tersebut, hanya sebatas wacana dan belum terealisasikan.
Angin segar datang, awal april 2015 lalu dalam sebuah musyawarah Desa yang bertempat di Balai Desa Sambak. Penulis yang kebetulan ikut dalam musyawarah mendapat kabar bahwa Bendungan yang berada di Dusun sedan tersebut akan dibangun kembali oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Provinsi Jawa Tengah. Tak tanggung-tanggung, kabarnya dana yang akan digelontorkan adalah 3 Milyar. Jika pembangunan tersebut terealisasi maka salah satu ikon di Desa sambak tersebut akan berubah wajah. Termasuk di sekitar area bendungan kabarnya juga akan dibangun lagi dan difungsikan sebagai wahana wisata pendidikan seperti yang pernah dicanangkan beberapa tahun lalu. Tinggal pengelolaanya saja yang harus dibenahi, semua pemangku kepentingan di mintai pendapat, para ahli di ajak berembug lalu dibentuk tim pengelola. Ujung-ujungnya adalah untuk kesejahteraan warga masyarakat Desa Sambak sendiri. Semoga segera terwujud sesuai harapan kita semua. (@fiqmuhammad)