sambak.desa.id – Mlampah Sinambi Golek Dalan, itulah prinsip belajar sebenarnya. Demikian dikatakan Faiz Ahsoul, Editor sekaligus penulis Buku ketika menjadi narasumber pada acara Workshop Riset dan Penulisan Sejarah Kampung, Ahad (1/10). Bertempat di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Omah Ngisor Desa Sambak Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang.

Faiz mengatakan Menulis sejarah kampung/desa sebenarnya merupakan kebutuhan. Namun kebanyakan tidak menyadari hal itu. Padahal sangat penting.

“Sebenarnya itu kebutuhan kita semua. Bagaimana kemudian kita mengetahui asal-usul tempat kita tinggal, sistem sosialnya, kebudayaan lokal dan lain sebagainya. Tapi tak banyak dari kita yang menyadari itu. Namun demikian harus ada yang memulai menggali kembali tentang sejarah kampung ini.” Terangnya.

Dia juga mengajak beberapa elemen masyarakat, terutama remaja dan pemuda untuk bersama-sama menggali sejarah dan potensi yang ada di Desa masing-masing. Caranya dengan menggandeng tokoh-tokoh masyarakat yang dianggap mengetahui asal-usul Desa.

“Riset ini tentang keseharian kita, asal-usul kita dan lain-lain. Ini yang sudah mulai dilupakan oleh generasi muda sekarang. Buat apa kita tau dan kenal tokoh-tokoh di luar sana tapi tidak tahu tokoh-tokoh di kampung kita sendiri. Asal-usul kita sendiri. Kalu bukan kita siapa lagi? “. Ujar pria yang juga pegiat Forum TBM dan Koordinator Program Indonesia Buku ini.

Hadir pula dalam kesempatan tersebut Titin Widyawati, penulis muda berbakat yang telah menghasilkan puluhan buku karyanya. Titin mengatakan, kalau mau belajar menulis yang pertama harus dilakukan adalah jangan takut salah. Dia juga memberikan salah satu buku karyanya ke TBM Omah Ngisor.

“Kalau mau nulis itu jangan takut salah. Jangan takut gagal. Tulis saja apa yang akan ditulis. Jika salah nanti bisa diperbaiki. Saya mempunyai prinsip tidak takut salah. Itulah yang kemudian memotivasi saya untuk terus menulis”. Tegasnya bersemangat.

Buku yang diberikan untuk Omah Ngisor karya Titin Widyawati (nomor dua dari kiri).

Tak kurang dari belasan peserta dari berbagai macam latar belakang hadir dalam workshop tersebut. Dari pelajar, mahasiswa dan tokoh masyarakat. Acara ini sendiri di inisiasi oleh Pegiat TBM Omah Ngisor. Adalah Muhamad Aprianto,  yang awal mula menggagas diadakannya penulisan kembali tentang sejarah kampung atau desa. Khususnya di Desa Sambak sendiri.

“Sebenarnya sudah lama ingin menggali kembali sejarah tentang Desa ini. Karena sampai sekarang masih simpang siur. Misal nama Desa Sambak sendiri. Ternyata ada beberapa versi. Belum lagi nanti budayanya dan kearifan lokal asli desa sambak tak banyak yang mengetahui.” Ujarnya.

Dia berharap dengan diadakannya workshop ini bisa menggali lagi sejarah tentang Desa sambak. Jika sudah tergali kemudian akan dijadikan sebuah buku yang bisa menjadi pedoman pengetahuan tentang Desa itu sendiri. Agar anak cucu kelak tidak lupa akan asal-usul dan identitasnya.

“Hasil riset penulisan sejarah ini nanti akan dijadikan sebuah buku. Semoga saja bisa menjadi pegangan bagi masyarakat desa sambak khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.” Pungkasnya.

TBM Omah Ngisor beberapa waktu lalu ditunjuk sebagai penyelenggara Kampung Literasi oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Satu-satunya di kabupaten Magelang. Salah satu programnya adalah Literasi Sejarah. Sejarah tentang kampung atau Desa. (fiq)